Pro Kontra Hiasi Simposium Interpretasi Esports dalam Wacana Keolahragaan Nasional

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rangkaian Hari Olahraga Nasional 2019 digelar juga simposium Interpretasi esports dalam wacana keolahragaan nasional. Adapun simposium ini diadakan untuk mendengar pendapat dari para pakar dan ahli mengenai posisi esports sebagai cabang olahraga.
Berlangsung pada hari Sabtu, 7 September 2019 kemarin, berbagai pakar seperti dari IESPA, ilmu keolahragaan, kesehatan, psikologi, industri bisnis ekonomi, filsafat hingga sosial masyarakat hadir dan memaparkan perspektif masing-masing.
Beragam perspektif disampaikan dari masing-masing bidang, sehingga pro dan kontra hadir, serta tentunya ada solusi dari masing-masing perspektif untuk esports berkembang secara positif.
Perspektif keilmuan olahraga
Dari perspektif keilmuan olahraga, Prof Adang Suherman mengutarakan jika esports hendak dikatakan sebagai olahraga maka harus memenuhi karakteristik keonseptualisasi olahraga secara keilmuan, yaitu aktivitas fisik, bertujuan rekreasional, kompetisi, organisasi kelembagaan, dan mengacu nilai sistem nilai.
Sebuah aktivitas fisik dinyatakan resmi menjadi cabang olahraga ketika memenuhi enam standar resmi dalam keolahragaan nasional, yaitu standar kompetensi tenaga keolahragaan, standar penataran/pelatihan tenaga keolahragaan, standar penyelenggaraan keolahragaan, standar sarana dan prasarana keolahragaan, standar pengelolaan organisasi keolahragaan, dan standar pelayanan minimal keolahragaan.
Selain standarisasi acuan penting lainnya adalah Olympic Charter yang menjadi landasan bagi olahraga Olimpiade.