Sulit nampaknya untuk melampaui masterpiece bernama Coffee Talk. Namun, Toge Productions mencobanya lewat sebuah kisah baru. Ini dia review dari Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly.
Dipercayakan kepada duet penulis baru Junkipatchi dan Anna Winterstein, cerita Coffee Talk Episode 2 akan menawarkan dimensi baru dari dunia ciptaan Fahmitsu ini.
Namun, apakah ada yang baru dari sisi gameplay? Mari kita cari tahu.
Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly masih mengambil setting di kota Seattle, Amerika Serikat, dalam sebuah dunia fantasi alternatif.
Di dunia ini, manusia hidup berdampingan dengan makhluk fantasi seperti orc, elf, succubus, dan masih banyak lagi.
Meskipun makhluk dari beragam ras ini mencoba untuk hidup berdampingan, terdapat beberapa friksi dalam tatanan sosial serta kelangsungan hidup mereka.
Sekali lagi kamu akan memainkan seorang barista di kedai kopi Coffee Talk, dimana kamu akan menyajikan minuman sesuai dengan pesanan dan mendengarkan cerita mereka.
Pada Episode 2, kamu akan kedatangan pelanggan baru. Diantaranya ada influencer Lucas, penyanyi Riona, dan lain-lain.
Secara keseluruhan, Coffee Talk Episode 2 tidak menawarkan gameplay yang radikal jika dibandingkan game originalnya. Tugas kamu masih tetap meramu minuman sesuai dengan pesanan.
Namun, kali ini kamu akan mendapatkan dua bahan baru yang bisa digunakan: hibiscus atau rosella, dan butterfly pea/blue pea atau telang ternate.
Dua menu ini akan menambah koleksi menu minuman kamu. Kamu bisa menggabungkan bahan baru ini dengan bahan bawaan game pertama untuk menciptakan minuman unik.
Misalnya, kombinasi blue pea dengan mint dan lemon akan menghasilkan Galaxy Mint-tea. Kombinasi hibiscus dengan susu dan madu akan menghasilkan Sweetheart Latte.
Coffee Talk Episode 2 nampaknya ditujukan untuk gamer yang sudah pernah memainkan Coffee Talk. Pasalnya, di awal game tingkat kesulitannya cukup tinggi jika kamu langsung memainkannya tanpa punya pengalaman.
Pertama, seluruh buku menu kamu akan di-reset sehingga kamu harus mengumpulkan menu baru dari awal.
Lebih parahnya, pelanggan akan langsung meminta menu yang belum kamu buka di dalam buku.
Pelanggan akan memberikan petunjuk untuk pesanan kalian. Petunjuk ini beragam mulai dari yang mudah dieksekusi hingga yang sangat ambigu hingga kamu harus beberapa kali mengulang pesanan.
Sebelum memulai campaign, sebaiknya kamu menjajal fitur Free Brew di dalam mode Endless.
Di sini kamu bisa belajar meracik minuman untuk mendapatkan resep baru yang akan masuk ke dalam buku menu dan bisa dipakai di dalam campaign.
Selain itu, Episode 2 juga akan menawarkan beberapa mekanik gameplay baru yang tidak ada di game sebelumnya.
Ada menu Inventory untuk menyimpan barang pemberian pelanggan, yang kemudian bisa kamu berikan kembali ke pelanggan lain.
Update lainnya adalah fitur Story di dalam app Tomodachill, membaca ulang dialog karakter, load/restart game di tanggal tertentu, dan masih banyak lagi.
Coffee Talk Episode 2 kembali menyajikan gameplay solid yang membuat game ini dikenang di benak banyak gamer.
Berbagai update QoL dan fitur baru membuat game ini semakin asyik dimainkan dan bisa membantu kamu mendapatkan ending terbaik.
Namun di saat bersamaan, rasanya tidak ada justifikasi untuk membuat Episode 2 menjadi game terpisah, dengan mempertimbangkan konten dan tingkat kesulitannya.
Jika Episode 2 dijadikan update atau DLC/expansion pack untuk game pertamanya, rasanya hasil akhirnya pun tidak akan jauh berbeda dengan saat ini.
Sangat direkomendasikan untuk memainkan Coffee Talk pertama dan mengakrabkan diri dengan kumpulan menu minumannya. Jika sudah, maka kamu akan sangat menikmati Coffee Talk Episode 2.
Coffee Talk Episode 2: Hibiscus & Butterfly bisa kamu dapatkan di PC, PlayStation, Xbox (sudah termasuk dalam Game Pass), dan Nintendo Switch.
Untuk lebih banyak informasi seputar esports dan video game, jangan lupa untuk follow akun Instagram GGWP.ID di @ggwp_esports!
Rating: 8/10