Valve Secara Resmi Hentikan Dukungan Steam di Windows 7 dan 8
Apakah gamer akan dipaksa untuk upgrade? Kali ini, Valve secara resmi tidak akan lagi mendukung Steam untuk sistem operasi Windows 7 dan 8.
Sistem operasi Windows, sebuah OS yang paling ramai digunakan. OS satu ini bergantung pada Microsoft yang harus memberikan update secara konsisten.
Disaat Microsoft mulai meninggalkan OS lama mereka untuk mengembangkan yang baru, para pengembang program pun perlahan mulai mengikuti. Hal ini tidak dapat dihindari lagi, Microsoft ingin konsumen menggunakan OS baru, sementara pengembang butuh fitur baru.
Kasus yang baru saja penulis sebutkan ini terjadi pada Valve. Sejak tanggal 1 Januari tahun ini, Steam secara resmi tidak akan mendapatkan update untuk Windows 7 dan 8 yang berpotensi akan menghentikan gamer untuk memainkan game mereka.
Bukan karena keputusan Valve sendiri.
Nyatanya, ini bukan karena Valve enggan memberikan dukungan untuk sistem operasi lama, lho! Faktanya, Steam bergantung pada beberapa fitur yang digunakan dari program lainnya untuk bisa menampilkan store.
Program Steam membutuhkan browser pihak ketiga yang diintegrasikan untuk menampilkan situs dan lain sebagainya. Browser tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Google Chrome yang telah menghentikan dukungan mereka pada Windows 7 dan 8 sejak 2022 lalu.
Dengan Windows yang telah menghentikan update untuk sang OS lama ini, akan ada banyak resiko keamanan yang bisa terjadi. Disamping itu, pengembang program juga akan kesulitan mengimplementasikan sebuah fitur karena tidak adanya dukungan dari Windows.
Masih bisa digunakan, entah sampai kapan.
Berhentinya Valve dalam memperbarui Steam pada Windows 7 dan 8 bukanlah akhir dari segalanya. Setidaknya, untuk saat ini para konsumen masih bisa membuka sang program untuk mengakses game favorit mereka.
Tentunya, pengguna Windows 7 serta 8 tidak akan mendapatkan update untuk client mereka. Hal ini mungkin belum berpengaruh apa-apa saat ini, namun kedepannya bisa saja Steam akan berhenti beroperasi sepenuhnya.
Satu-satunya solusi yang bisa dilakukan oleh konsumen adalah mengganti sistem operasi mereka. Opsi yang ada saat ini adalah dengan meng-upgrade menjadi Windows 10 atau menggunakan Linux.
Sumber: NotebookCheck
