Untuk Memperketat Regulasi App Store, Apple Merekrut 500 Orang

Perseteruan antara Apple dan Epic Games memang seru di mana kita jadi mengetahui sejumlah hal baru mengenai regulasi di belakang layar yang dilakukan masing-masing perusahaan ini. Dari Epic yang mencoba mendapatkan eksklusif PlayStation di Epic Games Store hingga regulasi yang dijalankan App Store.
Pengungkapan terbaru dari drama ruang sidang ini menunjukkan bahwa Apple mempekerjakan 500 karyawan untuk bertanggung jawab memeriksa secara manual dan memperketat regulasi App Store. Ini adalah fakta mengejutkan tentang perusahaan mengingat Apple sering digambarkan bukan perusahaan yang akrab dengan kinerja manusia.
Saat uji coba selama hampir satu tahun antara Apple dan Epic Games berakhir, posisi hukum Apple setebal 325 halaman kini telah dipublikasikan, dan kalian bisa membaca ringkasannya di PCGamer.
Dalam dokumen yang panjang ini, pembaca akan melihat bagaimana Apple beroperasi di belakang layar, termasuk berita bahwa ada lebih dari 27 juta pengembang iOS terdaftar yang telah mendaftar untuk mematuhi perjanjian pengembang App Store.
Sebagai perbandingan, itu berarti sedikit lebih dari 0,3 persen populasi dunia adalah developer iOS. Bersamaan dengan berita itu, dokumen tersebut mengungkapkan bahwa Apple menggunakan sistem peninjauan menyeluruh saat meninjau aplikasi yang masuk ke App Store.
Sistem peninjauan ini mencakup sekitar 500 karyawan di seluruh dunia yang digunakan untuk meninjau aplikasi secara manual. Bisa dibilang regulasi App Store memang sejauh ini sangat kuat sekali dengan metode ini.

Metode peninjauan ini telah mengarahkan Apple untuk membuat salah satu platform aplikasi teraman bagi pengguna karena proses peninjauan mengarah pada penolakan aplikasi yang berisi gangguan perangkat lunak dan bug yang berpotensi membahayakan perangkat pengguna.
Tahun lalu saja, Apple menolak lebih dari 150.000 pengajuan aplikasi yang melanggar proses peninjauan ini. Tentu saja, mengejutkan melihat Apple mengandalkan elemen manusia dalam proses internalnya karena perusahaan sering identik dengan masa depan yang lebih mengandalkan AI.
Tentu saja ini adalah fakta yang cukup mengejutkan di mana manusia ternyata memainkan peran besar soal regulasi tersebut ya!
Sumber: The Gamer