Klaim IPhone Tahan Air, Apple Malah Didenda Sebesar Rp 168 Miliar!

Mungkin kalian akan terheran-heran, “Mengapa klaim iPhone tahan air ini malah membuat Apple didenda ratusan miliar?”
Belum lama ini, otoritas anti monopoli negara Italia menjatuhkan sanksi berupa denda sebesar USD 12 juta atau setara dengan Rp 168 miliar (hitungan Rp 14.000/USD) dengan alasan menerapkan praktik komersial yang terkesan agresif dan menyesatkan pada ponsel iPhone.
Mereka memvonis Apple bersalah karena mengiklankan beberapa model iPhone dengan embel-embel tahan air, tanpa memberikan klarifikasi terlebih dahulu jika keunggulan tersebut hanya bekerja dalam kondisi tertentu.

Mereka juga mengungkapkan bahwa kebijakan Apple yang tidak memberikan garansi yang cukup perihal kerusakan yang terjadi akibat air dan cairan lainnya benar-benar menipu para konsumen.
Dengan begitu, seandainya ponsel iPhone kalian rusak akibat cairan atau terkena air, maka mereka takkan bertanggung jawab atas hal tersebut. Tentunya ini sangat merugikan kita sebagai pelanggannya.
Sampai artikel ini dibuat, masih belum ada komentar lebih jelas dari pihak Apple. Apakah ini memang hanya kebetulan atau justru hal tersebut dilakukan guna mempercepat penjualan ponselnya itu? Kami masih belum tahu.
Sebelum ini, Apple juga pernah didenda sebesar USD 113 juta atau sekitar Rp 1,65 triliun oleh pengadilan negara bagian Amerika Serikat (AS) akibat membuat iPhone jadi lemot secara disengaja.

Pada tahun 2017 silam, Apple merilis pembaharuan software baru yang membuat performa iPhone jadul jadi terasa lebih lambat dari biasanya. Mereka merilis pembaharuan tersebut untuk menutupi performa baterai yang makin kesini makin menurun, tapi itu semua tidak dijelaskan kepada para penggunanya.
Bukan itu saja, Apple juga harus membayar denda sebesar USD 950 atau sekitar Rp 13,8 triliun kepada Samsung karena telah memesan layar OLED lebih sedikit dari perjanjian yang sudah disepakati.
Untuk kasus tersebut, sepertinya bisa dimaklumi, karena memang pada saat itu penjualan iPhone terus menurun, sehingga membuat pendapatan Apple jadi berkurang.
Melihat kasus tersebut, seharusnya pihak Apple lebih terbuka lagi kepada para konsumen atau pengguna setianya, dan sebagai raksasa teknologi terbesar saat ini, sangat tidak wajar jika mereka harus memanipulasi para penggunanya. Benar bukan?