Baca artikel GGWP lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Film Frankenstein Guillermo del Toro Terbaru di Netflix

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)
Intinya sih...
  • Guillermo del Toro mewujudkan proyek impiannya setelah 10 tahun, menghadirkan reinterpretasi penuh makna tentang kemanusiaan dan cinta.
  • Oscar Isaac dan Jacob Elordi menjadi duo tragis yang merepresentasikan dua ekstrem kemanusiaan, kesombongan, dan kepolosan.
  • Film ini lebih sebagai melodrama dan refleksi eksistensial ketimbang horor, dengan visual megah dan set epik di empat negara produksi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film Frankenstein karya Guillermo del Toro akhirnya hadir di Netflix setelah penantian panjang lebih dari satu dekade. Adaptasi ini bukan sekadar kisah monster klasik, tapi reinterpretasi penuh makna tentang kemanusiaan, cinta, dan penciptaan.

Dibintangi oleh Oscar Isaac, Jacob Elordi, dan Mia Goth, film ini menghadirkan horor yang melankolis dan visual megah khas del Toro. Berikut tujuh fakta menarik tentang film Frankenstein terbaru yang membuatnya jadi salah satu rilisan Netflix paling dinanti tahun ini.

1. Proyek Impian Guillermo del Toro Selama Lebih dari 10 Tahun

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Guillermo del Toro sudah lama memimpikan Frankenstein. Sejak 2010, ia menyebut novel karya Mary Shelley sebagai buku favoritnya. Setelah sukses besar dengan Pinocchio, ia akhirnya mewujudkan mimpi lama ini. Menurut del Toro, kisah Frankenstein adalah refleksi tentang apa artinya menjadi manusia.

Ia melihat Victor dan makhluk ciptaannya sebagai dua sisi jiwa yang saling berlawanan: pencipta dan ciptaan yang sama-sama terluka. Proyek ini menjadi film paling pribadi dalam kariernya, sebuah eksplorasi tentang cinta, kesepian, dan pencarian makna di dunia yang menolak keberbedaan.

2. Oscar Isaac dan Jacob Elordi Jadi Duo Tragis

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Film ini menampilkan Oscar Isaac sebagai Victor Frankenstein dan Jacob Elordi sebagai sang makhluk. Isaac menggambarkan Victor sebagai sosok yang terobsesi pada kekuasaan dan merasa dirinya korban, padahal justru dialah sang tiran. Elordi, di sisi lain, memerankan makhluk yang lembut dan haus kasih sayang. Keduanya merepresentasikan dua ekstrem kemanusiaan, kesombongan dan kepolosan.

Isaac mengaku emosional saat membaca naskah karena merasa karakter Victor mencerminkan trauma dan hubungan ayah-anak yang kompleks. Sementara Elordi menampilkan sisi kemanusiaan monster yang jarang tersentuh di adaptasi sebelumnya.

3. Bukan Sekadar Horor, Tapi Drama Eksistensial

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Meskipun dikenal sebagai sutradara horor, del Toro menyebut Frankenstein sebagai film paling lembut dan melankolis yang pernah ia buat. Ia lebih melihatnya sebagai melodrama dan refleksi eksistensial ketimbang film horor. Menurutnya, semua karakter di film ini memiliki kekurangan dan kerinduan akan cinta, hal yang membuat mereka manusiawi.

Produser Scott Stuber bahkan mengatakan bahwa kekuatan del Toro terletak pada kemampuannya menelanjangi sisi terdalam manusia di balik monster dan kejahatan. Hasilnya, Frankenstein menjadi kisah yang bukan menakutkan secara fisik, melainkan emosional dan filosofis.

4. Visual Megah dan Set Epik di Empat Negara

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Produksi film ini sangat ambisius. Desainer produksi Tamara Deverell membangun laboratorium Frankenstein di dalam menara air tua dengan lantai marmer, tangga spiral logam, dan jendela bundar raksasa.

Rumah keluarga Frankenstein sendiri diambil dari empat lokasi nyata di Inggris dan Skotlandia, Gosford House, Burghley House, Dunecht House, dan Wilton House. Sinematografer Dan Laustsen menggunakan kamera Arri Alexa 65 dengan lensa wide-angle serta filter difusi internal untuk menciptakan nuansa romantis dan organik. Hasilnya adalah dunia gotik yang megah dan penuh detail, memperkuat kesan mistik khas film del Toro.

5. Kostum Era Perang Krimea yang Ikonik

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Desainer kostum Kate Hawley meneliti gaya abad ke-19 untuk menyesuaikan latar Perang Krimea. Namun, ia juga menambahkan sentuhan modern dan karakteristik unik sesuai visi del Toro. Victor digambarkan sebagai ilmuwan flamboyan dengan sedikit elemen punk dandy, mencerminkan egonya yang besar.

Sedangkan karakter Elizabeth Harlander, diperankan Mia Goth, tampil lembut namun misterius dengan selendang autentik dan topi berjaring berwarna kuning yang menyerupai halo. Mia mengaku baru benar-benar menyatu dengan karakternya saat mengenakan kostum itu. “Begitu aku memakainya, aku merasakan Elizabeth hidup di dalam diriku,” ujarnya.

6. Musik Epik dari Komposer Pemenang Oscar

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Alexandre Desplat, yang sebelumnya bekerja sama dengan del Toro di The Shape of Water, kembali dipercaya menggarap musik untuk Frankenstein. Ia mulai mengerjakan proyek ini dua tahun sebelum syuting dimulai. Desplat menggunakan orkestra 80 anggota, paduan suara besar, organ gereja, biola solo Norwegia Eldbjørg Hemsing, hingga sentuhan elektronik halus.

Musiknya menggambarkan perjalanan emosi film, dari lembut dan intim hingga megah dan dramatis. Menurut Desplat, tugas musik bukan hanya menandai adegan, tetapi menemukan jiwa film dan memperdalam puisi visual yang dibangun oleh del Toro.

7. Adaptasi Setia dengan Struktur Tiga Bab

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)

Del Toro tetap menghormati struktur klasik novel Mary Shelley dengan membagi film menjadi tiga bagian, Prelude, Victor’s Tale, dan The Creature’s Tale. Setiap bab memiliki gaya narasi dan perspektif berbeda, menggambarkan pergeseran antara pencipta dan ciptaan. Editor Evan Schiff memastikan transisi antarbab tetap mengalir tanpa kehilangan emosi.

Struktur ini menegaskan dualitas kisah Frankenstein: sains melawan moralitas, cinta melawan ketakutan. Del Toro juga menambahkan pembuka di kapal es untuk memberi kerangka besar cerita, sebuah penghormatan langsung kepada novel orisinal yang ditulis Shelley saat berusia 19 tahun.

Frankenstein versi Guillermo del Toro bukan hanya kebangkitan monster klasik, tapi juga meditasi mendalam tentang makna menjadi manusia.

Dengan sinematografi megah, kostum elegan, dan musik epik, film ini menegaskan kembali posisi del Toro sebagai maestro sinema gotik modern. Bagi penggemar horor, ini bukan sekadar tontonan menyeramkan, tapi pengalaman emosional yang memadukan keindahan, tragedi, dan refleksi eksistensial yang menggetarkan hati.

FAQ Tentang Fakta Film Horor Frankenstein

Fakta Film Horor Frankenstein
Fakta Film Horor Frankenstein (Netflix/Tudum)
  1. Siapa sutradara film Frankenstein terbaru di Netflix?
    Film ini disutradarai oleh Guillermo del Toro, pemenang Oscar yang dikenal lewat The Shape of Water dan Pinocchio.
  2. Siapa pemeran utama dalam film ini?
    Oscar Isaac berperan sebagai Victor Frankenstein, Jacob Elordi sebagai sang makhluk, dan Mia Goth sebagai Elizabeth.

  3. Apakah film ini meniru versi klasik?
    Tidak sepenuhnya. Del Toro tetap setia pada novel Mary Shelley, tapi menghadirkannya dengan nuansa emosional dan filosofi baru.

  4. Apakah film ini bergenre horor?
    Secara visual ya, namun del Toro menekankan unsur drama dan eksistensial ketimbang jumpscare atau kekerasan.

  5. Kapan Frankenstein tayang di Netflix?
    Film ini dirilis secara global di Netflix pada 7 November 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mecca Medina
EditorMecca Medina
Follow Us

Latest in Entertainment

See More

Winston Utomo Meraih Gelar Most People-Focused CEO

14 Nov 2025, 10:00 WIBEntertainment