Isu Privasi WhatsApp, Signal dijadikan Sebagai Alternatif Messenger

Apa jadinya jika sebuah perusahaan mulai menjual privasi pengguna secara berlebihan? Dengan isu privasi WhatsApp yang semakin ramai, banyak pengguna yang mulai berpindah menuju Signal sebagai alternatif yang lebih secure.
Privasi tentu harus dijaga baik-baik. Jika kalian ingin data kalian aman, menggunakan aplikasi yang memiliki aturan yang transparan bisa dijadikan sebagai pilihan yang bagus.
Belum lama ini, WhatsApp mulai menarik sebuah kontroversi besar perihal data pribadi pengguna. Apa yang terjadi sebenarnya?
WhatsApp mulai agresif dan tidak mempedulikan privasi pengguna.

Melalui terms and conditions yang mulai dilemparkan pada para pengguna, ada sebuah perubahan yang terjadi pada aplikasi ini. Melalui banyak media yang memberitakan, tampak bahwa WhatsApp mulai agresif dengan menarik banyak sekali informasi pengguna.
Dan lebih parahnya lagi, ini merupakan informasi yang sangat kritis! Hal ini disebut digunakan agar perusahaan ini mampu mengatur iklan yang dapat diarahkan secara lebih akurat kepaa pengguna. Namun, data yang diambil bukanlah sekedar data biasa saja.

Tidak sedikit data dari para pengguna yang akan diambil, seperti nomor pribadi, nomor kontak yang disimpan, sejarah pembelian, penggunaan browser, konsumsi baterai, dan banyak lagi. Ini dapat disebut sebagai breach of privacy.
Tidak menyukai perubahan ini? Sayang sekali, WhatsApp tidak peduli dengan privasi kalian. Jika kalian menolak perubahaan ini hingga 8 Februari nanti, Facebook memiliki hak penuh untuk menghapus akun kalian. That’s a very bad move from them.
Bagi para pengguna yang peduli terhadap data mereka, beberapa messenger ini bisa dijadikan alternatif untuk menggantikan WhatsApp.
Signal dan beberapa aplikasi lain jadi alternatif.

Dengan isu privasi yang menjadi masalah besar bagi para pengguna, dengan cepat mereka mulai mencari alternatif. Beberapa diantaranya adalah Telegram, Session, dan Manyverse. Namun, ada satu aplikasi yang menjadi pilihan terbaik bagi para pengguna.
Signal yang dikembangkan oleh mantan co-founder WhatsApp menghadirkan enkripsi yang lebih baik dibanding WhatsApp. Ditambah lagi, aplikasi ini difokuskan pada privasi, sebuah elemen utama yang gagal dibawakan oleh WhatsApp semenjak diakuisisi oleh Facebook.
Dengan seluruh kelebihan ini, banyak orang yang merekomendasi Signal sebagai alternatif WhatsApp. Bahkan, CEO Twitter dan Elon Musk pun menyarankan untuk menggunakan messenger berbasis open-source ini!
Tidak sedikit yang berdalih “ngapain pindah kalo masih pake Facebook” terhadap para pengguna yang cemas. Ini merupakan tindakan yang konyol, mengingat tidak semua pengguna memiliki pemikiran yang sama.
Ada pengguna yang menggunakan ponsel pintar cadangan yang bersih dari informasi penting untuk menggunakan Facebook, ada juga yang menggunakan Android yang bersih dari aplikasi Google. Ini merupakan langkah mereka untuk menutup privasi mereka.
Kecemasan ini tidak boleh dianggap remeh. Dengan para perusahaan besar yang mulai bermain-main dengan privasi pengguna, lama-kelamaan seluruh data kalian hanya akan dijadikan sebagai mainan belaka. You may not care, but others do.
Sumber: TheVerge